Catatan Perjalanan
TOURING BALIK LEBARAN 2018 VIA JALUR PANSELA JABAR
Magelang – Batu Karas – Cidaun – Ciwidey – Depok
By Hoesni # ERCI DC 0494

Sepekan lebih ane mudik lebaran di kampung halaman di magelang untuk menikmati kebersamaan dan bersilaturrahmi dengan sanak keluarga disana.

Tibalah saatnya ane harus kembali ke tempat perantauanku kota Depok, berbekal dari media medsos, google map, google view etc… rute yg ane pilih adalah Jalur Pansela yaitu: Magelang-Purworejo-Kebumen-Wangon-Karangpucung-Sidareja-Pangandaran-Cijulang-Pameungpeuk-Rancabuaya-Cidaun-Ciwidey-Bandung-Tol Cipularang-Tol Cikampek-JORR, Tol Jagorawi- Cijago Depok.

Berikut review perjalanan ane dalam “Touring Balik Lebaran 2018 Via Jalur Pansela Jabar”:

# Trip I : Magelang – Batu Karas (278 km)

Kamis pukul 6 pagi (21/6), kami telah siap Start enggine …dan Bismillahirrahmanirrakhim, kami mulai perjalanan melalui Borobudur, perbukitan Menoreh dan setelah satu jam perjalanan sampailah kami di Kota Purworejo. Ane pun menyempatkan utk memenuhi janjian bertemu dg kawan kerja Mas Ewid namanya, di Alun2 Kota Purworejo untuk istirahat, berlebaran dan tak lupa berfoto2 bareng.

Perjalanan dilanjutkan menuju Kutoarjo-Kebumen-Wangon-Lumbir dan berhenti sejenak di Karang Pucung untuk menambah logistik. Di rute ini ane menemui banyak titik kemacetan antara lain di Kutoarjo, Kutowinangun, Karanganyar, Prembun, Gombong, Wangon, Rawalo karena adanya pasar dan perlintasan kereta api.

Dari Karang Pucung ane masuk jalur alternatif ke selatan yaitu via Sidareja-Kedungreja dan perbatasan Jateng & Jabar terus menuju ke selatan sampailah di Pangandaran. Mengingat sudah cukup sore ane langsung menuju Green Canyon Cijulang dan pantai Batu Karas yang berjarak 20 km sebelah barat Pantai Pangandaran.

Jalur Alternatif Karang Pucung-Pangandaran sangat recomended untuk dipilih karena Jalan bagus, tidak macet dan jarak dan waktu tempuh lebih baik dari pada jalur utama Banjar-Pangandaran.

Pantai Batu Karas ane pilih sebagai titik bermalam karena lokasi dekat dengan obyek wisata Green Canyon dan Pantai Batu Karas dan ane telah booking hotel Shane Josa Resort dua minggu sebelumnya. Resort pinggir sungai ini bisa jadi referensi karena harga menarik dg tarif 400rb-an bisa buat 6 orang anggota, panorama indah, suasana nyaman, dg view muara sungai cujulang yang tenang menuju pantai, dg fasilitas kapal hias, perahu, kano dan sepeda dan yang menariknya dapat banyak spot foto yg bagus bagus disini.

Nah kalo sudah di Batu Karas jangan lupa bermain dipantainya yang terkenal eksotis dg ombaknya yg menantang buat bermain selancar. Disini banyak dikunjungi wisatawan asing, selain itu kita bisa wisata kulineran dg menu ikan segar yang istimewa dengan harga yg ramah di kantong.

 # Trip II : Batu Karas – Cidaun (174 km)

Setelah bermalam di Shane Josa Resort dan sempatkan pagi2 bermain kano, sepeda dan mandi di pantai Batu Karas, sekitar jam 9 pagi kami bersiap lanjutkan perjalanan. Dengan diiringi hujan rintik2 tidak menyurutkan semangat kami untuk menjelajahi pantai selatan Jawa Barat.

Berbekal review dari netizen, spot yang ingin dituju adalah pantai Karang Tawulan. Pantai Karang Tawulan jadi pilihan karena indahnya pantai dari bukit, dengan ombaknya yg terpecah oleh bebatuan, ada pulau karang dan bisa turun ke bawah untuk sekedar mandi di sela-sela batu karang dengan hempasan ombak yg sdh aman terlindungi batu karang. Pantai ini juga sudah dikelola dangan baik oleh Pemda Tasikmalaya, deng  an bayar retribusi sebesar 35 ribu untuk satu mobil kita bisa menikmati pantai, parkir yg luas dan aman serta menikmati kulineran khas pesisir seperti ikan bakar & kelapa muda.

Di jalur Pansela   ini akan ditemui banyak sekali  spot wisata pantai yg bisa dikunjungi (lebih dari 20 pantai) seperti: Pantai Pangandaran, Pantai Batu Karas, Pantai Madasari, Legok Jawa, Ciparanti,  Muara Gatah, Cidahon, Keusikluhur, Papinblok Cimanuk, Pamayangsari, Sindangkerta, Karangkakapa, Cagar Alam Leuweung Sancang, Pantai Cijeruk Indah, Karang Paranje, Sayang Heulang, Pantai Santolo, Cimari, Citanggeuleuk, Karang Tepas, Sodong lalay, Cicalobak, Ci Hana, Puncak Guha, Pantai Ranca Buaya, Cidora, Cigebang, Pantai Jayanti.

Setelah menikmati kelapa muda dan berselfi ria, kami lanjutkan perjalanan menuju Pantai Ranca Buaya. Pantai Ranca Buaya adalah pantai di Selatan Kabupaten Garut, spot pantai yang cocok buat menikmati kuliner ikan bakar yang lezat sambil bersantai di saung pinggir pantai. Disini banyak ditambatkan perahu nelayan dan berdiri tempat Pelelangan Ikan, sehingga ikan disini masih sangat segar.

Tak terasa waktu sudah jam 3 sore, kamipun bergegas menuju ke barat yaitu menuju ke Pantai Jayanti Cidaun Cianjur Selatan. Setelah menempuh perjalanan 1,5 jam, sampailah kami di Cidaun, karena hari sudah sore, ane memutuskan untuk bermalam di Cidaun mengngat perjalanan masih jauh untuk menuju Ciwidey. Ane bermalam di Hotel Saung Kuring, hotel dan rumah makan kecil nan bersih di pinggir muara sungai Cidaun menuju pantai selatan.

Rute jalur B atu Karas-Cidaun adalah jalur Pansela sesungguhnya, jalur yang mengesankan dan tak akan membosankan. Jalur ini menyusuri pantai sepanjang 178 km dg konstruksi jalan yg baik dan aspal mulus, diiringi jalan berkelok, tanjakan dan turunan kita akan dimanjakan dengan keindahan perbukitan, persawahan dipadu dengan hamparan pantai yang menawan. Perpaduan jalan yang mulus, jembatan panjang dengan keelokan sungai menuju muara…pokokn ya excellent banget deh.

 

 

# Trip III : Cidaun – Ciwidey (71,9 km)

Nahh ini dia jalur pansela menuju ke jalur tengah, yang mau tdk mau harus menerabas jalur pegunungan. Ada banyak akses jalur pansela menuju jalur tengah antara lain: Cijulang-Tasikmalaya, Cikalong-Tasikmalaya, Cipatujah-Tasikmalaya, Pameungpeuk-Garut, Rancabuaya-Pengalengan Bandung, Cidaun-Ciwidey Bandung atau Sindangbarang-Sukanegara-Cianjur. Jika dari Cidaun mengikuti jalur Pansela jalan terus ke barat akan menuju Sindangbarang-Ujung Genten-Ciletuh-Pelabuhan Ratu, Sawarna Banten.

Jalur Cidaun-Ciwidey jadi pilihan ane dg pertimbangan jalur ini belum pernah ane lewati, bila di cek di street view dapat bonus pemandangan pegunungan indah, perkebunan teh dan melintasi kawasan ciwidey yg sdh tak diragukan lagi keindahannya.

Saat jam 6 pagi, ertiga ane sudah siap start engine melintasi jalur Cidaun-Ciwidey. Seperti prediksi ane, jalur ini akan dipenuhi dengan kelokan, tanjakan dan turunan khas jalan di lintas pegunungan. Hanya saja jalur perjalanan yang ane alami diluar perkiraan ane, meskipun jalan cukup bagus, namun jalurnya banyak sekali kelokan, tanjakan dan turunan yg begitu tajam. Hingga beberapa kali erti ane harus kerja keras dan berhenti minta diganjal krn pandangan terbatas karena kabut tebal dan hrs berhenti saat papasan di tanjakan.

Rute cidaun-ciwidey di netizen banyak disebut sbg “Tanjakan Seribu” karena begitu banyaknya tanjakan ada di jalur ini, bahkan ada jalur yg hanya bisa dilewati satu mobil diantara tebing dan jurang yang bikin tahan napas.

Hampir lima jam sudah ane melintasi jalur Cidaun-Ciwidey, dan tibalah saatnya menikmati obyek wisata Ciwidey seperti: Setu Patengang, Kebun Teh Rancabali, Ranca Upas, Pemandian air panas Ciwalini dan Kawah Putih. Pilihan ane adalah Kawah Putih, setelah bayar tiket 150rb per mobil dan 20rb per orang kita masuk mengitari perbukitan +/- 5 km, sampailah di spot Kawah Putih yg kesohor & instgramble itu.

# Trip IV : Ciwidey – Depok (185 km)

Setelah berfoto ria di Kawah Putih, kami luangkan waktu buat maksi dan menunaikan ibadah sholat di Masjid Ciwidey sebelum kembali menuju Kota Depok. Jalur pilihan yg ane pakai adalah Ciwidey-Soreang-Tol Seroja-Tol Cipularang-Tol Cikampek, JORR, Tol Jagorawi, Jorr dan Tol Cijago. Tidak ada hambatan dalam perjalanan, lalu lintas ramai lancar saat kami kembali menuju depok. Jam menunjukkan 18.30, dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah, tibalah kami di rumah Depok.

# Plus minus Jalur Pansela Jabar adalah:

Plusnya :

  • Lalu lintas yg relatif sepi dan jauh dari kemacetan
  • Kontruksi Jalan yang bagus bahkan lebih dari ada 60% lintasan telah beraspal hotmix mulus
  • Kontur jalan berkelok disertai tanjakan dan turunan namun tidak begitu tajam sehingga cukup nyaman untuk dilintasi
  • Keindahan perbukitan alami dipadu dengan hamparan pantai yang menawan akan memanjakan mata yang takkan ada bosannya.
  • Lebih dari 20 spot wisata pantai yang dapat dipilih untuk berwisata di pantai sepanjang jalur pansela Jawa Barat sepanjang 250 km.
  • Fasilitas penginapan, SPBU, tambal ban dan rumah makan cukup tersedia dengan harga terjangkau
  • Secara umum di lintasan Pansela akan menemui masyarakat yang baik, ramah dan suka menolong

Minusnya:

  • Perlu waktu dan jarak tempuh yang cukup lama (3-5 jam), akses dari jalur pansela menuju kota di jalur tengah seperti ke kota Banjar, Tasikmalaya, Garut, Bandung dan Cianjur), karena harus melintasi jalur pegunungan yang didominasi kelokan tanjakan dan turunan tajam.
  • Belum tersedianya bengkel resmi/bengkel besar yg memadai, untuk itu kondisi kendaraan harus prima saat melintas jalur Pansela dan melintasi jalur pegunungan.
  • Hanya fisible untuk dilintasi di siang hari, karena belum tersedia lampu penerangan jalan yg memadai

Demikian review perjalanan ane sepanjang 708,9 km di “TOURING BALIK LEBARAN 2018 VIA JALUR PANSELA JABAR”. Akhir kata, semoga bermafaat.. selanjutnya masukan, koreksi dan komentar Agan semua ane harapkan …

Salam Tiga Jari

Hoesni # ERCI DC 0494